Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Shalom. Om Swastiastu. Namo Buddhaya. Salam Kebajikan.
Halo semuanya, Saya Nurul Fajriah, S.Pd. Calon Guru Penggerak Angkatan Ke-7 dari SMP NU Tenajar Kidul Kec. Kertasemaya Kab. Indramayu Prov Jawa Barat.
Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan koneksi antar materi dari tugas modul 1.1. sebelumnya. Tulisan ini juga dirilis karena untuk memenuhi tugas Pendidikan Guru Penggerak Angkatan Ke-7.
Poin-poin yang akan saya sampaikan hari ini adalah
1) Membuat kesimpulan dan penjelasan dari modul 1.1.
2) Merefleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh, dan perubahan yang dialami serta pembelajaran apa yang akan dipraktikkan di sekolah dan di kelas.
3) Menceritakan proses pembelajaran dan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
----------------------------------------------------------------------
1) Kesimpulan dan Penjelasan
Kesimpulan dan penjelasan materi modul 1.1. terangkum ke dalam empat sub pembahasan, di antaranya:
a) Perbedaan pendidikan dan pengajaran. Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, pendidikan berbeda dengan pengajaran. Pendidikan berfokus pada memberi tuntunan untuk menebalkan kodrat murid agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan pengajaran berfokus pada memberi ilmu untuk kecakapan hidup lahir dan batin anak. Meskipun keduanya berbeda secara definisi, namun pengajaran merupakan bagian dari pendidikan.
b) Definisi menuntun. Dalam proses menuntun, anak diberi kebebasan. Namun, guru sebagai pamong hendaklah memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Jika diibaratkan pendidikan sebagai kapal dan murid sebagai penumpang di dalam kapal, maka guru sebagai mercusuar yang memberikan petunjuk kemana arah kemudi kapal akan diarahkan.
c) Kodrat alam dan kodrat zaman. Ki Hajar Dewantara mengelaborasikan pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut:
"Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi, wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan."
Kodrat alam adalah pendidikan yang mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia dan menyaring budaya asing yang masuk ke dalam lingkungan sosial kita. Konten pengetahuan yang diadopsi pun hendaknya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya Indonesia.
Kodrat zaman adalah kemampuan anak untuk memiliki keterampilan-keterampulan guna mempertebal kodrat yang dimilikinya, yakni keterampilan abad 21, keterampilan pembelajaran berbasis IT, berfikir kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi, dan kolaborasi.
d) Budi pekerti. Budi Pekerti dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). peran orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak. keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya dan kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri. Budi pekerti juga melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.
----------------------------------------------------------------------
2) Refleksi, Perubahan, dan Praktik Mendatang.
Apabila dicacah, judul di atas memiliki tiga sub bagian yakni refleksi, perubahan, dan praktik mendatang. Pertama, refleksi pengetahuan baru dari modul 1.1 ini adalah saya pribadi lebih memahami esensi pendidikan seutuhnya menurut pandangan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan bukan lagi tentang menciptakan murid semua kita, tapi kita yang mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan zaman ke depannya dengan cara menebalkan kodrat yang mereka punya.
Kedua, perubahan yang dirasakan setelah mempelajari modul 1.1 adalah saya lebih fokus pada kebutuhan belajar mereka yakni memenuhi kodrat alam dan kodrat zaman mereka. Terakhir, praktik yang aka saya lakukan di kemudian hari terkait perubahan yang saya rasakan. Saya ingin menerapkan pendidikan dan pembelajaran "Bhinneka Tunggal Ika". Maksud dari semboyan negara tersebut adalah saya ingin memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat yang murid miliki (pembelajaran berdiferensiasi) yang bermuara pada mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan zaman. Selain itu, tak lupa juga penerapan kebiasaan menyukai belajar agar mereka bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
----------------------------------------------------------------------
3) Menceritakan proses pembelajaran dan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Upaya untuk menebalkan kodrat-kodrat yang mereka punya adalah dengan menugaskan secara kelompok untuk membuat desain presentasi dari aplikasi Canva. Setelah desain selesai, tautan desain tersebut dikirim ke saya selaku guru mata pelajaran untuk mengecek hasil desain mereka. Lalu, mereka diperkenankan tampil sesuai jadwal dan materi yang telah ditentukan.
Dari pembelajaran tersebut, kita bisa mempertebal kemampuan mereka mulai dari kemampuan seni, kemampuan berbicara di depan publik, percaya diri, dan kerja sama. Kemudian secara tidak langsung mereka melaksanakan pembelajaran berbasis IT yang bertujuan agar mereka tidak kudet alias kurang update. he he
----------------------------------------------------------------------
Sekian pemaparan dari saya, saya meminta maaf untuk seluruh kekurangan yang ada, sampai bertemu di projek-projek selanjutnya.
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.